Senin, 13 Juni 2016

Menyantap Ikan Petrus di Tepi Danau Galilea

Apa itu ikan Petrus? Penasaran? Aku berkesempatan untuk makan ikan Petrus waktu ziarah ke Israel Desember tahun lalu. Ikan Petrus ini mirip ikan nila karena sama-sama keluarga tilapia. Nama ikan Petrus berasal dari kisah dalam Perjanjian Baru Matheus 17:24-27. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum pemungut bea Bait Allah bertanya kepada Petrus apakah yesus akan membayar. Petrus adalah seorang nelayan, Yesus memprediksi Petrus akan menangkap ikan yang memiliki empat koin uang di mulutnya. Seperti tertuang dalam Matheus 17:27: “Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kau pancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu juga.” Nah, ikan Petrus inilah ikan yang dipercaya ditangkap oleh Petrus saat itu.
Saat menginap di Tiberias dalam salah satu kesempatan kita makan siang dengan menu ikan Petrus. Ikan Petrus yang disajikan di rumah makan bernama Pagoda berukuran sedang. Satu orang mendapat jatah satu ikan goreng, sampai mblenger sendiri makannya. Kebetulan atau tidak, goreng ikannya kurang kering, jadi dalamnya masih agak lembek.  Ikan bisa di makan dengan kentang goreng, roti khas Timur Tengah (lupa namanya) atau pakai nasi. Untuk nasi ada dua pilihan, nasi putih atau nasi goreng. Nasi gorengnya enak, enggak beda sama nasi goreng di Indonesia. Cocok di lidahku yang agak rese dalam hal makan. Hehehe…….
Untuk pembuka kita disuguhi tom yam kosher (makanan yang sesuai dengan hukum Yahudi) dan vegan. Perlu diketahui bahwa orang Yahudi enggak boleh makan babi, binatang yang hidup di dua alam dan binatang yang tidak bersisik. Jadi tom yam yang disajikan enggak ada udang atau cumi-cumi, sayuran dan jamur. Rasanya lumayan, tapi aku enggak berani makan karena pedas. Kebiasaanku kalau lagi traveling jauh dari rumah adalah menghindari makanan pedas, makanan dan minuman berpengawet, soda dan alkohol. Maklum perutku sensitif banget, jadi untuk menghindari hal-hal yang enggak diinginkan lebih baik menghindari.




Restoran Pagoda sendiri merupakan restoran yang menyajikan makanan Asia (Chinese dan Thai) kosher. Walaupun tukang masaknya bukan orang Asia, tapi rasanya not bad. Lebih enak kalau dibandingkan dengan Chinese foods yang ku makan waktu di Mesir atau Yordania. Letaknya di tepi danau Galilea, kapan lagi bisa makan ikan Petrus sambil memandang danau Galilea. Sesuai dengan namanya eksterior restoran ini berbentuk pagoda, tapi dalamnya biasa saja. 
Pemandangan Danau Galilea.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar